Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hakikat Resensi dalam Surat Kabar



Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari kebutuhan terhadap informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan dari berbagai macam sumber. Salah satu sumber informasi yang sudah lama dikenal di Indonesia adalah surat kabar. Surat kabar, baik berupa koran atau majalah menyediakan informasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Surat kabar merupakan salah satu bentuk penyalur informasi yang sudah lama ada di Indonesia. Menurut Rivers (2003:314) surat kabar atau koran merupakan sumber informasi dan gagasan tentang masalah publik yang serius. Tidak hanya tentang berita dalam surat kabar, melainkan juga penafsiran dan opini untuk membantu publik menciptakan pendapat sendiri.  Dengan kata lain, surat kabar merupakan media informasi yang berpengaruh terhadap cara pandang masyarakat.
Surat kabar  terdiri atas lembaran-lembaran kertas dengan rangkaian kata dengan penataan tertentu. Penataan-penataan tersebut dilakukan untuk mendukung para jurnalis untuk menangkap rekaman peristiwa yang terjadi, kemudian diubah dalam bentuk yang lebih terstruktur yang dilengkapi gambar atau foto sebagai ilustrasi dari peristiwa yang diberitakan.  Setelah itu, peristiwa tersebut dirangkai sedemikian rupa lalu disajikan kepada pembaca.


Peristiwa yang dianggap layak diberitakan sebelum dianggap layak cetak terlebih dahulu harus melalui proses seleksi. Setelah itu, berita yang telah diklasifikasi kemudian akan dihimpun ke rubrik-rubrik yang berbeda. Pengelompokan ini dilakukan sesuai dengan jenis berita yang telah dihimpun.
Salah satu isi rubrik dalam surat kabar adalah rubrik resensi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  resensi adalah “pertimbangan atau pembicaraan tentang buku”. Hal ini sejalan dengan Romli (2003:75) bahwa definisi resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku dengan menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah. Pendapat ini diperkuat oleh Samad (1997:1)  bahwa tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilain, mengungkapkan kembali isi buku, membahas atau mengritik buku.
Resensi sebagai salah satu teks yang terdapat dalam surat kabar memiliki tahapan-tahapan proses penulisan tertentu. Menurut Mahayana (2008:135) tahapan-tahapan dalam menulis resensi dapat dilakukan  melalui beberapa proses. Proses tersebut meliputi (1) mencermati daftar isi (buku nonfiksi), (2) mencermati kata pengantar, (3) mencermati secara sungguh-sungguh bagian pendahuluan, (4) membaca secara kritis serta menandai bagian yang penting, (5) mencermati bagian kesimpulan, (6) mempelajari bagian lampiran (jika ada), (7) memahami wacana dan pesan dalam buku, (8) mengungkapkan kembali dengan bahasa sendiri, (9) mengutip bagian penting yang mendukung pernyataan atau uraian, dan (10) menambah bacaan lain untuk menciptakan karya yang lebih komprehensif.
Keberadaan resensi sekarang ini tidak hanya terbatas pada pembelajaran yang ada pada Bahasa Indonesia. Lebih khusus lagi, keberadaan resensi sudah jamak dalam setiap terbitan pada surat kabar cetak. Resensi biasanya berbanding lurus dengan munculnya sebuah buku baru  baik yang berupa karya sastra, karya ilmiah, maupun karya seni. Dalam hal ini, resensi dianggap sebagai sebuah respon atau tanggapan terhadap kemunculan buku baru, khusunya pada surat kabar. Meskipun  demikian, nilai aktualitas resensi tidak seperti yang ada dalam rubrik penulisan artikel, berita, maupun feature, dalam artian peresensi dapat meresensi sebuah karya yang sudah lama. Tetapi, akibat tuntutan dari penerbit peresensi pada surat kabar harus mengulas karya yang relatif baru.

Resensi  dalam surat kabar biasanya tidak diterbitkan setiap hari. Perusahaan media massa cetak hanya menerbitkan resensi pada kolom surat kabarnya pada hari tertentu. Hari yang dipilih oleh perusahaan media cetak untuk menerbitkan resensi adalah minggu. Kemunculan resensi di surat kabar pada umumnya hanya satu atau dua buah dalam seminggu.

Resensi yang dihasilkan oleh peresensi atau resensator pada media massa  cetak tentunya mempunyai karakteristik tersendiri.  Resensi yang ditulis oleh peresensi pada surat kabar  yang mengulas suatu buku akan berbeda dengan yang ditulis oleh siswa sekolah. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari (1) judul resensi, (2) bagian pembukaan resensi, (3) bagian tubuh resensi, dan (4) bagian penutup resensi. Karakteristik tersebut merupakan pijakan bagi siapapun yang akan menulis resensi agar dapat menghasilkan suatu karya resensi yang berkualitas. Karakteristik-karakterisitk resensi tersebut menjadi salah satu penentu baik-tidaknya sebuah karya resensi. Selain karakteristik resensi, kualitas sebuah  resensi juga dapat dilihat dari wawasan dan pengalaman penulis

Pengetahuan mengenai karakteristik resensi sangat penting bagi guru Bahasa Indonesia maupun seseorang yang bekerja di dunia jurnalistik. Seseorang  tidak hanya akan terlatih untuk membaca, tetapi juga akan terlatih menilai isi buku dengan daya pikir yang kritis. Dengan kritis dalam menilai isi suatu buku seseorang tidak akan serta merta menerima suatu  bacaan yang tersebar di masyarakat tanpa menimbang terlebih dahulu. Dengan demikian, resensi dapat menjadi  tolak ukur bagi masyarakat yang masih belum mampu untuk memilih bacaan yang baik dan bermutu. Hal tersebut sesuai dengan Saryono (1997:56) bahwa resensi merupakan sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku yang berisi laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-burukya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan sastra yang kurang diminati, padahal resensi sudah ada dan diajarkan sejak jenjang sekolah menengah pertama. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih sangat sedikitnya ajang dan perlombaan untuk mengakomodasi kemampuan seseorang dalam menulis resensi. Padahal, pengetahuan suatu karakteristik resensi dari  surat kabar dapat  meningkatkan keterampilan  pengajaran menulis resensi siswa bagi guru. Guru dapat menggunakannya untuk mencari teknik pengajaran  menulis resensi yang tepat, inovatif, dan kreatif. Selain itu, pengetahuan mengenai resensi juga sangat berguna utuk menggali potensi siswa dalam menanggapi fenomena sosial yang terjadi.

Mengetahui banyaknya manfaat resensi bagi masyarakat, maka karakteristik-karakteristik resensi sangat penting untuk diketahui. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian ini, dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik resensi pada surat kabar. Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2010) dengan judul  Peningkatan Kemampuan Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Blitar. Penelitian ini berhasil meningkatkan kemampuan menulis resensi kumpulan cerpen dengan menggunakan strategi CIRC.

Selain itu, penelitian yang dilakukan Vidharti (2007) dengan judul skripsi Hubungan Minat Baca Novel dengan Kemampuan Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Blitar Tahun Ajaran 2007/2008. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menulis resensi novel dipengaruhi oleh keminatan membaca novel. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa siswa yang berminat membaca novel memiliki kemampuan menulis resensi yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini memiliki persamaan dan juga perbedaan. Persamaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama meneliti jenis teks yang sama yaitu, resensi. Pebedaan penelitian yang dilakukan oleh Vidharti dan Ulum adalah masalah yang akan diteliti.  Penelitian-penelitian tersebut belum mencoba untuk menganalisis karakteristik resensi  pada surat kabar. Akibatnya, resensi yang terbit pada surat kabar belum diketahui karakteristiknya.  Atas latar belakang tersebut, penelitian yang berjudul Karakteristik Resensi dalam Surat Kabar Jawa Pos Edisi November 2014—Februari 2015 perlu dilakukan.
Jawa Pos  merupakan salah satu koran terbesar di Indonesia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jumlah penjualan yang mencapai sekitar 400.000 eksemplar per hari (Jawa Pos, 2015). Dari data tersebut, Jawa Pos dapat dikatakan sebagai salah satu surat kabar yang memiliki kredibilitas tinggi.

Oleh karena itu, pemilihan resensi pada surat kabar Jawa Pos diharapkan menggambarkan karakteristik tulisan yang dibuat oleh resensator pilihan dan telah dilakukan proses editing sehingga dipercaya menghasilkan resensi yang berkualitas. Penetapan periode November 2014—Februari 2015 disebabkan pada periode tersebut merupakan periode produktif dari resensi Jawa Pos dan memiliki keunggulan nilai aktualitas.  Dengan kata lain, karya resensi Jawa Pos  pada periode tersebut merupakan resensi-resensi yang  memiliki nilai keunggulan dari segi kualitas dan kelayakan untuk dijadikan bahan penelitian.

Post a Comment for "Hakikat Resensi dalam Surat Kabar"